Senin, 11 Maret 2019

Notulensi Seminar Kepenulisan 12



ISI MATERI
Hai sahabat literasi KIC...
Selamat Malam....
Salam Literasi....
 Terimakasih kakak dan KIC atas kesempatannya saya bisa hadir di tengah-tengah room diskusi KIC ini.... Sebelumnya saya hanya akan mengajak sahabat berdiskusi sepintas mengenai Tema Serba Serbi Puisi yang admin tawarkan, saya masih banyak belajar jadi saling berdiskusi saja ya....
Saya akan mengambil judul: Kebebasan dalam Berpuisi
Kebebasan Berpuisi Untuk pecinta puisi, apa definisi puisi bagimu?
Ketika puisi itu sebagai pelampiasan rasa?
Atau tempat mengadu semata?
Dari tujuan penulisan untuk mengembangkan logika tulisan?
Mengikuti kompetisi bergengsi?
Mendapatkan trofi?
Atau untuk menyampaikan kode pada seseorang misalkan...
Gebetan? Doi? Sahabat? Teman?
Hehe sekarang pikirkan sejenak apa tujuan menulis kalian?
Setelah kita pikirkan pasti akan timbul kata “oh iya ya?”nah dengan tanda lampu benderang di atas mahkota kepala.
Intinya puisi itu pembebas.
Kebebasan yang kita cari dalam menulis puisi.
Batasan kebebasan dari berpuisi tidak ada untuk masa kini. Berbeda cerita jika untuk masa lampau kita mengenal yang namanya jenis puisi lama seperti: Mantra, Pantun, Karmina, Gurindam, Syair, Seloka dan Taliban. Kita hidup dimasa kini dengan segala kebebasan, kemerdekaan, bahkan dengan puisi kalian bebas menyampaikan kritikan macam manapun dengan selubung majas dengan wujud puisi baru. Jadi jika sampai kalian bingung menulis puisi karena kebebasannya, maka carilah kengkangan mana yang ingin engkau bebaskan dari dirimu, tuangkan rasa itu kedalam puisi. Hidup ini singkat kawan kalau hanya untuk berdiam diri, tersenyum melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang lain, tak bisa bohongi diri, pasti akan timbul rasa iri, maka dari itu bebaskan mimpimu, bebaskan karyamu, biarkan karyamu mengarungi takdir di dunia literasi, cobalah menulis, dan terus menulis, melanglang bersama mimpi ilusi-ilusi tintamu yang bukan imajinasi semata.
Membebaskan dirimu dalam berpuisi sama saja membebaskan dirimu dalam berkarya, berekspresi dan meraih mimpi imajinasi.
Kemudian jika kawan-kawan dengar puisi lama dan puisi baru pasti ingat tentang jangka waktunya atau kurun waktunya...
Sebenarnya tidak kawan, Perbedaannya terdapat dalam cara penulisan dari kerangka imajinasi sahabat... Sahabat mau menulisnya saat ini, salah satu puisi lama misal pantun, tetap akan jadi puisi lama...
Puisi lama baik strukturnya jumlah bait, suku kata, bunyi, rima, yang digunakan terikat sedangkan puisi baru baitnya tidak terikat oleh ketentuan-ketentuan tersebut.
Nah sepertinya statemen di atas sudah tidak asing lagi untuk sahabat... Sahabat lebih paham mengenai spesifikasinya.... Kemudian saya akan mengajak sahabat mengingat-ingat lagi... Apakah pernah dengar istilah yang bernama:
*Licentia Poetica*?
Apa itu Licentia Poetica?
Licentia Poetica itu kebebasan memanipulasi kata oleh penyair demi menimbulkan efek tertentu dalam karyanya dan terkadang menabrak kaidah-kaidah dasar berbahasa. Penyimpangan dari kaidah dasar biasanya terjadi pada arti kosakata (leksikal), bunyi-bunyi kebahasaan (fonologi), tata makna (semantis) maupun tata kalimat (sintaksis).
Sebagai catatan yang harus diingat bahwa penyair tidak sebebas mungkin membuat penyimpangan dalam penulisan puisi baik dalam pemakaian kosa kata atau diksi, bunyi kebahasaan, tata makna(semantis) atau tata kalimat(sintaksis).Kebebasan pengarang tergantung pada konteks karya sastra yang diciptakan.Adapun penyimpangan yang dilakukan oleh seorang pengarang dalam menuliskan sebuah puisi memiliki aspek tertentu dalam upaya menyelaraskan sesuatu yang dia inginkan baik dari aspek leksikal,fonolgi,semantis maupun sintaksis.
Sebelumnya saya sudah sampaikan tentang kebebasan, puisi lama dan puisi baru, nah yang ketiga tentang  Apa itu Licentia Poetica?
Penyair memiliki Azaz Kebebasan dalam puisi yang dinamakan Licentia Poetica.
Mungkin teman-teman sudah banyak kalau mencari materi googling atau baca buku, nah untuk pengalaman pasti kita memiliki pengalaman berbeda-beda dan khusus....
Jadi saya ingin bercerita mengenai pengalaman pribadi saya mengenai menulis puisi dan prinsip saya dalam menulis semoga bermanfaat.
Jadi saya awal mengenal puisi semenjak saya duduk di bangku sekolah dasar...
Saat itu diamanahi mewakili sekolah untuk lomba cipta puisi
Saat itu kelas 4 SD belum mengerti apa itu puisi bagaimana menulisnya
Tapi guru mungkin menilai dari nilai bahasa saya yang lebih dari anak lainnya
Alhasil kawan, saya saat itu menulis bersama mamah saya... Saya hafal puisi saya yg saya buat dengan mamah... Dan hasilnya saya juara 2. Hehe siapa pun tanpa kecuali pasti bisa berpuisi... Ingatlah bahwa puisi adalah susunan kata-kata indah bermakna yang memiliki misi tertentu yang membebaskan jiwa yang terikat. Dari apresiasi tersebut setiap perlombaan cipta karya dan seni pasti intan yang maju... Prosesnya jadi peserta terlebih dahulu selama SMP, Kemudian SMA selama itu kemampuan menulis saya tidak ada perkembangan sama sekali... Di SMA ini lah saya mengikuti lomba debat, baca puisi, cipta puisi... Dan hasilnya saat itu nihil kau tau kenapa kawan... Saat itu intan belum paham apa itu puisi sebenarnya puisi yg bagus seperti apa, Naah saat itu intan membuat puisi seperti membuat makalah hehe cari sumber sana sini dicari kata-kata yang menarik dan tingkat tinggi menurutku saat itu, Misal puisi tentang bangsa tentang korupsi saat itu saya menulisnya penuh kosakata politik, Dogma-dogma paradigma dll.
Kesalahan fatal saya menulis puisi tanpa tau sebenarnya puisi itu seperti apa, Nah kemudian terbukalah cakrawala literasi tepat 2 tahun lalu, Membaca dan mengagumi suatu tokoh merupakan guru paling tepat untuk mengerti sesuatu untuk termotivasi, Saya benci membaca buku lebih suka menonton jadi suka membaca. Karena karya orang luar biasa penulis yang saya kagumi tulisannya yg dapat merubah segala pandangan tentang buku sastra dan literasi Andrea Hirata.  Bahasa beliau menulis adalah definisi bahasa paling bebas,Walaupun menulis novel tapi bahasa beliau sebenarnya adalah puisi.
Saat itu langsung nulis target ingin seperti beliau. Nulis di wattpad cari event-event, Ikut seminar-seminar dan Tepat setahun setelah mengagumi pak cik andrea hirata saya menerbitkan dua karya saya novel dan puisi. Dan lomba pertama yang saya ikuti itu adalah lomba bertema pertama kali, itu memang pertama kalinya saya menulis puisi untuk lomba lagi setelah SMA.
Alhasil Apa?
Tinta Biru menulisnya dengan hati, tepatnya dengan bebas sebebas-bebasnya seperti bercerita curhat kehilangan seseorang untuk yg pertama kalinya dan dalam event itu TB alhamdulillah jadi juara 1 LCPN event pertama juara pertama dan pertama melek kebebasan dan arti puisi. Disusul dengan lomba-lomba lainnya di kampus dan di penerbit-penerbit minimal menjadi kontributor.
Intinya dari cerita intan adalah Temukan probelematika yang ada dalam tulisan kalian... Apakah tulisan kalian sudah bebas? Jika belum Maka bebaskan tulisan kalian sebebas-bebasnya.....
Ini adalah puisi pertama kali itu
Gambar 1.1 Puisi Pertama Intan
Sederhana tapi di dalamnya menurut juri bisa unggul diantara 800 puisi lainnya karena tema yang saya angkat unik berbeda dengan yang lain, kemudian kebebasan dalam menjalankan alurnya, dan pesan yang disampaikan.
Jadi pesan saya menulis puisi itu tidak harus memakai bahasa yang berbelit-belit cukup dengan diksi yang tepat alurnya akan enak tidak perlu untuk mencari artinya di tesaurus atau kbbi kalian udah bisa menyampaikan pesan dengan indah dan makna ganda untuk puisi
Pertanyaan dan Jawaban:
1.      Ni'matul_IAIN Salatiga_ kak bagaimana caranya mencari ide membuat puisi sedangkan kita sama sekali tidak bisa ataupun tidak suka menulis?
Jawaban:  Yang pertama walaupun kita tidak suka menulis pasti kita tidak mungkin menghindari yang namanya kegiatan tulis menulis, coba kita cermati saat kita membuat caption sosmed misal di ig atau fb atau twitter pasti kita kan menulis dengan bahasa-bahasa yang secara tidak langsung kita itu berpuisi atau berpuitis. Misal di story wa itu juga kita memakai bahasa puitis, terus bagaimana kalau kita memaksakan diri kita untuk menulis puisi padahal kita tidak suka maka, hasilnya pun akan tidak maksimal. Karena puisi itu yang pertama dari hati kita, apapun yang kita sampaikan dari hati maka akan sampai pula ke hati seseorang ( pembaca ). Jadi, untuk yang namanya kehilangan ide itu tidak mungkin kita kehilangan ide tentang puisi, misal kita mencari ide dari kata-kata, buku, atau boneka atau benda lain yang bisa di deskripsikan dalam puisi kita. Ide itu bisa muncul dari mana saja baik dari penglihatan kita , perasa kita, rasa sakit bisa semua itu kita curhatkan dan menjadi sebuah puisi.

2.      MABRUHAH_IAIN MADURA_ Bagaimana cara mengatasi kesulitan/kehabisan kata ketika kita sudah sampai di tengah jalan atau karena kita bebas berkreasi sehingga kata boleh asal-asalan yg penting jd bait puisi? kadang kan kita tuch sudah merangkai kata sampek di pertengahan kita macet kata kekurangan kata yg cocok dengan kata" sebelumnya.
Jawaban: Disini kita bisa mengaplikasikan yang namanya kamus diksi, jadi setiap kita menulis kita harus membaca karya-karya seseorang yang kita ingin teladani dan kita sukai, misal karya Bapak Supardi, Bapak Joko Pinurbo terus karya Andre Hirata seperti motivator saya dan penulis yang saya gemari. Guru saya pernah berkata: ” Jika ingin menulis satu puisi maka bacalah sepuluh puisi” Nah dari membaca tersebut kita memiliki banyak diksi yang kita punya. Ditulis dan di runtut yang misal akhirannya (i) semua, (u) semua itu di runtut saja. Jadi, misal kita ingin menulis puisi di situ kita tulis dulu temanya apa setelah tema nanti mencakup diksi apa saja yang berkaitan dengan tema, kita tulis dulu diksinya apa baru kita rangkai di dalam puisi. Juga seperti cerita alurnya itu harus sepadan, seimbang. Jadi, puisi tersebut memiliki alur dan tidak acak-acakan. Jadi , perkaya membaca , perkaya diksi dengan membaca dan memiliki kamus kecil diksi.

3.      Ira royana _UIN raden fatah palembang_ Manakah yang penting antara kepahaman orang yang mendengarkan puisi kita atau keberagaman majas yang kita gunakan yang lebih diutamakan dalam membuat puisi?
Jawaban: Menurut saya :  Lebih penting antara pemahaman orang yang mendengarkan  puisi kita” Jadi, mau seberapa tinggi majas kita dan di dengarkan pembaca itu tidak suka bahasanya acak-acakan terus misal majasnya itu memakai majas tingkat tinggi tapi itu tidak dimengerti sama sekali oleh pembaca. Misal mencari bahasa-bahasa seperti sanksekerta yang dari kamus thesaurus, kita cuman merangkai disitu aja di sambung-sambungin aja pasti pembacanya itu akan tau ini puisi acak-acakan dan tidak nyambung, walaupun cuma mendengar, jadi yang terpenting itu kesan pembaca.

4.      Wahyuni_UIN Mataram_Kak, bagaimana trik kita supaya menulis puisi itu dg kata-kata yg menyentuh dan menemukan bahasanya dengan cepat dan tepat? Soalnya sering saya menulis puisi namun kata-katanya itu2 aja dan tidak memiliki kesan mendalam, mudah ditebak serta bahasanya terlalu biasa.
Jawaban: Itu kembali lagi ketingkat membaca kita, seberapa banyak kita membaca, seberapa banyak kita memperluas jangkauan kita dalam menjelajahi buku-buku. Di sana itu kita bisa belajar yang namanya penceritaan, gaya penceritaan penulis untuk menyampaikan sesuatu pesan dengan indah kepada pembaca. Jadi, untuk saran dari saya yaitu: “ Semangat Membaca, tingkatkan penulisannya itu dengan diksi dan puisi itu semakin lama kita menulisnya (memperbaiki, mengedit) maka puisi itu akan semakin bagus” Misal kita menulis satu puisi cuma dalam waktu 5 menit kelar terus kita baca lagi mungkin ada yang typo-typo di perbaiki, terus ada diksi-diksi yang kurang tepat nanti kita rubah-rubah misal kita coret kita tulis terus coret lagi tulis lagi. Intinya puisi itu tersampaikan, alurnya itu bagus dan kuncinya itu dari pemilihan diksi.

5.      Sheify_SMAN 1 Kendal_Kak Intan, apakah hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam penulisan puisi? (Misal selain pemilihan diksi) Agar kita tidak terjebak atau bingung dengan puisi tersebut.
Jawaban: Yang harus diperhatikan dalam penulisan puisi itu yang pertama pesan yang harus disampaikan itu tujuannya itu untuk apa? , untuk siapa?, puisi itu kita tulis berdasarkan apa ?. Misal tujuannya kita itu untuk membebaskan diri kita sendiri saja habis kegiatan di sekolah, capek terus berpuisi “ rasanya lega (plong) “ karena ada sesuatu yang terbebas itu yang namanya tujuan puisi, tujuan itu misalkan sudah tercapai berarti pesan yang dalam puisi kita tercapai. Selain diksi dalam puisi, tolong perhatikan yang namanya bunyi. Rima dengan bunyi itu berbeda. Misal untuk bunyi-bunyian itu diambil dari puisi-puisi Bapak Joko Pinorbu itu yang di maksud dengan bunyi. Bunyi, pesannya, amanah yang disampaikan kemudian bentuk puisinya. Kita mau  menulis bentuk puisi apa? Mau puisi lama atau puisi baru. Ingat jangan terlena dengan puisi-puisi baru sampai lupa kalau pantun itu ternyata termasuk puisi juga, jadi harus paham mau bikin jenis apa. Soalnya puisi lama akan lebih terikat dan lebih banyak ketentuannya yang harus kita ketahui.

Tips Mengikuti Event
Tips mengikuti event-event kepenulisan puisi,yaitu:
1.      Kita harus menuruti apa kemauan pj event tersebut.
Misal ingin baitnya itu ada maksimal 3, setiap bait ada 4 baris itu harus diturutin maunya pj.
2.      Cari judul atau pembahasan yang di luar logika orang lain, di luar pemikiran orang lain.
Jadi, temanya itu luas tapi kita bisa unik dan bisa menampilkan karya yang unik.
Dan dari keunikan itu  kita menarik juri, disitu karya kita minimal jadi kontributor.
Jadi kita harus mencari keunikan dari karya kita agar beda dari yang lain.
3.      Untuk puisi jangan takut mencoba kalau mau jadi penulis, maka menulislah terus . “kata: edytorharu itu penulis yang baik adalah penulis yang tidak berhenti menulis”
4.      Pokoknya jangan patah semangat, terus menulis, agar kita menjadi penulis yang hebat di generasi yang mendatang dan saat ini.


Banjarmasin, 11 Maret 2019
Notulensi


Herlina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar