ISI
MATERI
Hai sahabat literasi KIC...
Selamat Malam....
Salam Literasi....
Terimakasih kakak dan KIC atas kesempatannya
saya bisa hadir di tengah-tengah room diskusi KIC ini.... Sebelumnya saya hanya
akan mengajak sahabat berdiskusi sepintas mengenai Tema Serba Serbi Puisi yang
admin tawarkan, saya masih banyak belajar jadi saling berdiskusi saja ya....
Saya akan mengambil judul: Kebebasan
dalam Berpuisi
Kebebasan Berpuisi Untuk pecinta
puisi, apa definisi puisi bagimu?
Ketika puisi itu sebagai pelampiasan
rasa?
Atau tempat mengadu semata?
Dari tujuan penulisan untuk
mengembangkan logika tulisan?
Mengikuti kompetisi bergengsi?
Mendapatkan trofi?
Atau untuk menyampaikan kode pada
seseorang misalkan...
Gebetan? Doi? Sahabat? Teman?
Hehe sekarang pikirkan sejenak apa
tujuan menulis kalian?
Setelah kita pikirkan pasti akan
timbul kata “oh iya ya?”nah dengan tanda lampu benderang di atas mahkota
kepala.
Intinya puisi itu pembebas.
Kebebasan yang kita cari dalam
menulis puisi.
Batasan kebebasan dari berpuisi
tidak ada untuk masa kini. Berbeda cerita jika untuk masa lampau kita mengenal
yang namanya jenis puisi lama seperti: Mantra, Pantun, Karmina, Gurindam,
Syair, Seloka dan Taliban. Kita hidup dimasa kini dengan segala kebebasan,
kemerdekaan, bahkan dengan puisi kalian bebas menyampaikan kritikan macam
manapun dengan selubung majas dengan wujud puisi baru. Jadi jika sampai kalian
bingung menulis puisi karena kebebasannya, maka carilah kengkangan mana yang
ingin engkau bebaskan dari dirimu, tuangkan rasa itu kedalam puisi. Hidup ini
singkat kawan kalau hanya untuk berdiam diri, tersenyum melihat kebahagiaan dan
kesuksesan orang lain, tak bisa bohongi diri, pasti akan timbul rasa iri, maka
dari itu bebaskan mimpimu, bebaskan karyamu, biarkan karyamu mengarungi takdir
di dunia literasi, cobalah menulis, dan terus menulis, melanglang bersama mimpi
ilusi-ilusi tintamu yang bukan imajinasi semata.
Membebaskan dirimu dalam berpuisi
sama saja membebaskan dirimu dalam berkarya, berekspresi dan meraih mimpi
imajinasi.
Kemudian jika kawan-kawan dengar
puisi lama dan puisi baru pasti ingat tentang jangka waktunya atau kurun
waktunya...
Sebenarnya tidak kawan, Perbedaannya
terdapat dalam cara penulisan dari kerangka imajinasi sahabat... Sahabat mau
menulisnya saat ini, salah satu puisi lama misal pantun, tetap akan jadi puisi
lama...
Puisi lama baik strukturnya jumlah
bait, suku kata, bunyi, rima, yang digunakan terikat sedangkan puisi baru
baitnya tidak terikat oleh ketentuan-ketentuan tersebut.
Nah sepertinya statemen di atas
sudah tidak asing lagi untuk sahabat... Sahabat lebih paham mengenai spesifikasinya....
Kemudian saya akan mengajak sahabat mengingat-ingat lagi... Apakah pernah
dengar istilah yang bernama:
*Licentia Poetica*?
Apa itu Licentia Poetica?
Licentia Poetica itu kebebasan
memanipulasi kata oleh penyair demi menimbulkan efek tertentu dalam karyanya
dan terkadang menabrak kaidah-kaidah dasar berbahasa. Penyimpangan dari kaidah
dasar biasanya terjadi pada arti kosakata (leksikal), bunyi-bunyi kebahasaan
(fonologi), tata makna (semantis) maupun tata kalimat (sintaksis).
Sebagai catatan yang harus diingat
bahwa penyair tidak sebebas mungkin membuat penyimpangan dalam penulisan puisi
baik dalam pemakaian kosa kata atau diksi, bunyi kebahasaan, tata
makna(semantis) atau tata kalimat(sintaksis).Kebebasan pengarang tergantung
pada konteks karya sastra yang diciptakan.Adapun penyimpangan yang dilakukan
oleh seorang pengarang dalam menuliskan sebuah puisi memiliki aspek tertentu
dalam upaya menyelaraskan sesuatu yang dia inginkan baik dari aspek
leksikal,fonolgi,semantis maupun sintaksis.
Sebelumnya saya sudah sampaikan
tentang kebebasan, puisi lama dan puisi baru, nah yang ketiga tentang Apa itu Licentia Poetica?
Penyair memiliki Azaz Kebebasan
dalam puisi yang dinamakan Licentia Poetica.
Mungkin teman-teman sudah banyak
kalau mencari materi googling atau baca buku, nah untuk pengalaman pasti kita
memiliki pengalaman berbeda-beda dan khusus....
Jadi saya ingin bercerita mengenai
pengalaman pribadi saya mengenai menulis puisi dan prinsip saya dalam menulis
semoga bermanfaat.
Jadi saya awal mengenal puisi
semenjak saya duduk di bangku sekolah dasar...
Saat itu diamanahi mewakili sekolah
untuk lomba cipta puisi
Saat itu kelas 4 SD belum mengerti
apa itu puisi bagaimana menulisnya
Tapi guru mungkin menilai dari nilai
bahasa saya yang lebih dari anak lainnya
Alhasil kawan, saya saat itu menulis
bersama mamah saya... Saya hafal puisi saya yg saya buat dengan mamah... Dan
hasilnya saya juara 2. Hehe siapa pun tanpa kecuali pasti bisa berpuisi...
Ingatlah bahwa puisi adalah susunan kata-kata indah bermakna yang memiliki misi
tertentu yang membebaskan jiwa yang terikat. Dari apresiasi tersebut setiap
perlombaan cipta karya dan seni pasti intan yang maju... Prosesnya jadi peserta
terlebih dahulu selama SMP, Kemudian SMA selama itu kemampuan menulis saya
tidak ada perkembangan sama sekali... Di SMA ini lah saya mengikuti lomba
debat, baca puisi, cipta puisi... Dan hasilnya saat itu nihil kau tau kenapa
kawan... Saat itu intan belum paham apa itu puisi sebenarnya puisi yg bagus
seperti apa, Naah saat itu intan membuat puisi seperti membuat makalah hehe
cari sumber sana sini dicari kata-kata yang menarik dan tingkat tinggi
menurutku saat itu, Misal puisi tentang bangsa tentang korupsi saat itu saya
menulisnya penuh kosakata politik, Dogma-dogma paradigma dll.
Kesalahan fatal saya menulis puisi
tanpa tau sebenarnya puisi itu seperti apa, Nah kemudian terbukalah cakrawala
literasi tepat 2 tahun lalu, Membaca dan mengagumi suatu tokoh merupakan guru
paling tepat untuk mengerti sesuatu untuk termotivasi, Saya benci membaca buku
lebih suka menonton jadi suka membaca. Karena karya orang luar biasa penulis
yang saya kagumi tulisannya yg dapat merubah segala pandangan tentang buku
sastra dan literasi Andrea Hirata. Bahasa
beliau menulis adalah definisi bahasa paling bebas,Walaupun menulis novel tapi
bahasa beliau sebenarnya adalah puisi.
Saat itu langsung nulis target ingin
seperti beliau. Nulis di wattpad cari event-event, Ikut seminar-seminar dan Tepat
setahun setelah mengagumi pak cik andrea hirata saya menerbitkan dua karya saya
novel dan puisi. Dan lomba pertama yang saya ikuti itu adalah lomba bertema
pertama kali, itu memang pertama kalinya saya menulis puisi untuk lomba lagi
setelah SMA.
Alhasil Apa?
Tinta Biru menulisnya dengan hati,
tepatnya dengan bebas sebebas-bebasnya seperti bercerita curhat kehilangan
seseorang untuk yg pertama kalinya dan dalam event itu TB alhamdulillah jadi
juara 1 LCPN event pertama juara pertama dan pertama melek kebebasan dan arti
puisi. Disusul dengan lomba-lomba lainnya di kampus dan di penerbit-penerbit
minimal menjadi kontributor.
Intinya dari cerita intan adalah Temukan
probelematika yang ada dalam tulisan kalian... Apakah tulisan kalian sudah
bebas? Jika belum Maka bebaskan tulisan kalian sebebas-bebasnya.....
Ini adalah puisi pertama kali itu
Gambar
1.1 Puisi Pertama Intan
Sederhana tapi di dalamnya menurut
juri bisa unggul diantara 800 puisi lainnya karena tema yang saya angkat unik
berbeda dengan yang lain, kemudian kebebasan dalam menjalankan alurnya, dan pesan
yang disampaikan.
Jadi pesan saya menulis puisi itu
tidak harus memakai bahasa yang berbelit-belit cukup dengan diksi yang tepat
alurnya akan enak tidak perlu untuk mencari artinya di tesaurus atau kbbi
kalian udah bisa menyampaikan pesan dengan indah dan makna ganda untuk puisi
Pertanyaan dan Jawaban:
1.
Ni'matul_IAIN
Salatiga_ kak bagaimana caranya mencari ide membuat puisi sedangkan kita sama
sekali tidak bisa ataupun tidak suka menulis?
Jawaban: Yang pertama walaupun kita tidak suka
menulis pasti kita tidak mungkin menghindari yang namanya kegiatan tulis
menulis, coba kita cermati saat kita membuat caption sosmed misal di ig atau fb
atau twitter pasti kita kan menulis dengan bahasa-bahasa yang secara tidak
langsung kita itu berpuisi atau berpuitis. Misal di story wa itu juga kita
memakai bahasa puitis, terus bagaimana kalau kita memaksakan diri kita untuk
menulis puisi padahal kita tidak suka maka, hasilnya pun akan tidak maksimal.
Karena puisi itu yang pertama dari hati kita, apapun yang kita sampaikan dari
hati maka akan sampai pula ke hati seseorang ( pembaca ). Jadi, untuk yang
namanya kehilangan ide itu tidak mungkin kita kehilangan ide tentang puisi,
misal kita mencari ide dari kata-kata, buku, atau boneka atau benda lain yang
bisa di deskripsikan dalam puisi kita. Ide itu bisa muncul dari mana saja baik
dari penglihatan kita , perasa kita, rasa sakit bisa semua itu kita curhatkan
dan menjadi sebuah puisi.
2.
MABRUHAH_IAIN
MADURA_ Bagaimana cara mengatasi kesulitan/kehabisan kata ketika kita sudah
sampai di tengah jalan atau karena kita bebas berkreasi sehingga kata boleh
asal-asalan yg penting jd bait puisi? kadang kan kita tuch sudah merangkai kata
sampek di pertengahan kita macet kata kekurangan kata yg cocok dengan
kata" sebelumnya.
Jawaban: Disini kita bisa
mengaplikasikan yang namanya kamus diksi, jadi setiap kita menulis kita harus
membaca karya-karya seseorang yang kita ingin teladani dan kita sukai, misal
karya Bapak Supardi, Bapak Joko Pinurbo terus karya Andre Hirata seperti
motivator saya dan penulis yang saya gemari. Guru saya pernah berkata: ” Jika
ingin menulis satu puisi maka bacalah sepuluh puisi” Nah dari membaca
tersebut kita memiliki banyak diksi yang kita punya. Ditulis dan di runtut yang
misal akhirannya (i) semua, (u) semua itu di runtut saja. Jadi, misal kita
ingin menulis puisi di situ kita tulis dulu temanya apa setelah tema nanti
mencakup diksi apa saja yang berkaitan dengan tema, kita tulis dulu diksinya
apa baru kita rangkai di dalam puisi. Juga seperti cerita alurnya itu harus
sepadan, seimbang. Jadi, puisi tersebut memiliki alur dan tidak acak-acakan.
Jadi , perkaya membaca , perkaya diksi dengan membaca dan memiliki kamus kecil
diksi.
3. Ira royana _UIN raden fatah palembang_ Manakah yang
penting antara kepahaman orang yang mendengarkan puisi
kita atau keberagaman majas yang kita gunakan yang lebih diutamakan dalam
membuat puisi?
Jawaban: Menurut saya : “Lebih penting antara pemahaman orang yang
mendengarkan puisi kita” Jadi, mau
seberapa tinggi majas kita dan di dengarkan pembaca itu tidak suka bahasanya
acak-acakan terus misal majasnya itu memakai majas tingkat tinggi tapi itu
tidak dimengerti sama sekali oleh pembaca. Misal mencari bahasa-bahasa seperti
sanksekerta yang dari kamus thesaurus, kita cuman merangkai disitu aja di
sambung-sambungin aja pasti pembacanya itu akan tau ini puisi acak-acakan dan
tidak nyambung, walaupun cuma mendengar, jadi yang terpenting itu kesan
pembaca.
4. Wahyuni_UIN Mataram_Kak, bagaimana trik
kita supaya menulis puisi itu dg kata-kata yg menyentuh dan menemukan bahasanya
dengan cepat dan tepat? Soalnya sering saya menulis puisi namun
kata-katanya itu2 aja dan tidak memiliki kesan mendalam, mudah ditebak serta
bahasanya terlalu biasa.
Jawaban: Itu kembali lagi
ketingkat membaca kita, seberapa banyak kita membaca, seberapa banyak kita memperluas
jangkauan kita dalam menjelajahi buku-buku. Di sana itu kita bisa belajar yang
namanya penceritaan, gaya penceritaan penulis untuk menyampaikan sesuatu pesan
dengan indah kepada pembaca. Jadi, untuk saran dari saya yaitu: “ Semangat
Membaca, tingkatkan penulisannya itu dengan diksi dan puisi itu semakin lama
kita menulisnya (memperbaiki, mengedit) maka puisi itu akan semakin bagus”
Misal kita menulis satu puisi cuma dalam waktu 5 menit kelar terus kita baca
lagi mungkin ada yang typo-typo di perbaiki, terus ada diksi-diksi yang kurang
tepat nanti kita rubah-rubah misal kita coret kita tulis terus coret lagi tulis
lagi. Intinya puisi itu tersampaikan, alurnya itu bagus dan kuncinya itu dari
pemilihan diksi.
5. Sheify_SMAN 1 Kendal_Kak Intan, apakah
hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam penulisan puisi? (Misal selain
pemilihan diksi) Agar kita tidak terjebak atau bingung dengan puisi tersebut.
Jawaban: Yang harus diperhatikan
dalam penulisan puisi itu yang pertama pesan yang harus disampaikan itu
tujuannya itu untuk apa? , untuk siapa?, puisi itu kita tulis berdasarkan apa
?. Misal tujuannya kita itu untuk membebaskan diri kita sendiri saja habis
kegiatan di sekolah, capek terus berpuisi “ rasanya lega (plong) “
karena ada sesuatu yang terbebas itu yang namanya tujuan puisi, tujuan itu
misalkan sudah tercapai berarti pesan yang dalam puisi kita tercapai. Selain
diksi dalam puisi, tolong perhatikan yang namanya bunyi. Rima dengan bunyi itu
berbeda. Misal untuk bunyi-bunyian itu diambil dari puisi-puisi Bapak Joko
Pinorbu itu yang di maksud dengan bunyi. Bunyi, pesannya, amanah yang
disampaikan kemudian bentuk puisinya. Kita mau
menulis bentuk puisi apa? Mau puisi lama atau puisi baru. Ingat jangan
terlena dengan puisi-puisi baru sampai lupa kalau pantun itu ternyata termasuk
puisi juga, jadi harus paham mau bikin jenis apa. Soalnya puisi lama akan lebih
terikat dan lebih banyak ketentuannya yang harus kita ketahui.
Tips Mengikuti Event
Tips mengikuti event-event
kepenulisan puisi,yaitu:
1. Kita harus menuruti apa kemauan pj event tersebut.
Misal ingin baitnya itu ada maksimal
3, setiap bait ada 4 baris itu harus diturutin maunya pj.
2.
Cari judul atau
pembahasan yang di luar logika orang lain, di luar pemikiran orang lain.
Jadi, temanya itu luas tapi kita
bisa unik dan bisa menampilkan karya yang unik.
Dan dari keunikan itu kita menarik juri, disitu karya kita minimal
jadi kontributor.
Jadi kita harus mencari keunikan
dari karya kita agar beda dari yang lain.
3.
Untuk puisi
jangan takut mencoba kalau mau jadi penulis, maka menulislah terus . “kata:
edytorharu itu penulis yang baik adalah penulis yang tidak berhenti menulis”
4.
Pokoknya jangan
patah semangat, terus menulis, agar kita menjadi penulis yang hebat di generasi
yang mendatang dan saat ini.
Banjarmasin, 11 Maret 2019
Notulensi
Herlina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar